Ketua PAS Aceh Utara : Jangan Paksakan Bustami -Tu Sop, Berbahaya bagi Keulamaan Aceh dan PAS Itu Sendiri

Lhokseumawe91 Dilihat

 

LHOKSEUMAWE – Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh Utara menyatakan sikap menolak mendukung Tusop di Pilkada Aceh.
Hal ini disampaikan Ketua DPW PAS Aceh Utara, Teungku Muhammad Nur, dalam pernyataan sikapnya yang dikirim ke media, Sabtu 24 Agustus 2024.

“Memasangkan dan memaksakan Tusop untuk menjadi Cawagub bagi bustami Hamzah yang tidak pantas. Apalagi kalau kondisi politik sekarangkan Tusob bisa maju sendiri dengan mengumpulkan 7, 5 % suara sah. Kalaupun memaksakan diri untuk maju itu tidak sesuai dengan ideologi dan cita cita PAS dan mencoreng reputasi ke-ulama-an Aceh,” kata Teungku Muhammad Nur.

Menurutnya, pihaknya juga ⁠memprotes pengusungan Bustami sebagai Cagub.
“Selain karena alasan pada poin 1 juga PAS telah berkhianat pada diri sendiri karena Bustami Hamzah datang tiba tiba dan tidak mendaftar ke PAS seperti telah diatur dalam jadwal yang telah dibatasi.”

“Bagaimana mungkin PAS membawa misi Islam dan pembangunan islami jika dalam hal seleksi dan pencalonan Cagub saja tidak menjalankan aturan maupun penilaian yang tepat,” ujarnya.

“Pencalonan gubernur dan Cawagub bukan atas dasar penilaian musyawarah melalui rapat tapi justru karena satu dua orang oknum ulama yang memaksakan kehendak termasuk memaksakan Tusop menjadi Cawagub dengan cagub Bustami.

PAS ini bukan milik satu dua orang tetapi ada rakyat di dalamnya maka seharusnya lihatlah kepentingan Aceh dan rakyat dan jangan hanya membawa rakyat dalam tulisan saja dan ceramah tetapi menolak keinginan rakyat,” kata Teungku M. Nur.

Menurutnya, ⁠jika ulama dan partai seperti PAS tidak melakukan seleksi yang benar terhadap seorang calon gubernur dan telah mengusung sembarangan maka siapa lagi yang dapat diandalkan. Sedangkan Aceh beserta rakyatnya butuh pemimpin bukan hanya sepasang gubernur Wagub.

“⁠Jika orang orang yang telah mendaftar dan visi misinya telah dikenal disampaikan setidaknya dikenal juga melalui media sebagai tokoh publik maka untuk apa PAS membuat seleksi penjaringan kalau hanya utk pura pura. Yang sangat kita khawatirkan ada selogan seakan ulama Aceh dijadikan kernet Bus,” katanya lagi.  (T)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *