Pondok pesantren ROWDHOTUL ALIMIR ROBBANIY diduga PUNGLI dana (PIP)

Blog73 Dilihat

 

BUSERSIAGA, COM Lampung tengah – pemerintah sa’at ini sedang fokus dalam memajukan dunia pendidikan.

Sehingga dibuatlah beberapa program untuk pendidikan yang saat ini  sedang berjalan, untuk membantu meringankan beban orang tua murid yang kurang mampu. salah satunya ( PIP) program indonesia pintar yang dicanangkan pemerintah pusat.

 

Bantuan program (PIP) adalah bantuan langsung dari pemerintah, yang diberikan kepada siswa-siswi atau santri -santriwati yang masuk kategori keluarga kurang mampu.

 

Bantuan dana (PIP) itu sendiri tidak ada potongan sama sekali, baik potongan bank maupun potongan dari sekolah atau pondok pesantren tempat siswa-siswi maupun santri-santriwati menempuh pendidikan.

 

Namun, masih saja ada oknum  pengelola sekolah maupun pondok pesantren yang melakukan pemotongan PUNGLI.

Salah satunya diduga terjadi dipondok pesantren ROWDHOTUL ALIMIR ROBBANIY yang ber-alamat dikelurahan yukum jaya, kecamatan terbanggi besar, kabupaten lampung tengah, provinsi lampung.

 

Menurut pengakuan (melon) nama samaran salah satu pelajar atau santri SMP. menceritakan kepada kami, bahwa ia mendapatkan dana bantuan sebesar 800 ribu dan dipotong senilai 200 ribu. Kamis, 30 Januari, 2025.

 

Pemotongan 200 ribu menjadi tiga bagian. pemotongan untuk admint bank 50 ribu, pemotongan untuk pengurus 50 ribu dan pemotongan untuk pesantren 100, “jelasnya”

 

Dan selain (melon) ada juga (bunga) yang juga nama samaran masih dipondok pesantren yang sama, menurut   ceritanya kepada kami bahwa ia menerima bantuan sebesar 750 ribu dan dipotong senilai 150ribu.

 

Pemotongan 150 ribu menjadi tiga bagian. pemotongan untuk admint bank 50 ribu, pemotongan untuk pengurus 50 ribu, pemotongan untuk pesantren 50 ribu, “jelasnya”

 

Kemudian berbekal informasi dari santri  SMP dan santriwati SMA, kami mencoba mencari kebenaran dari cerita tersebut.

 

Kami menemui pihak operator saudara DONI dan kami coba konfirmasi kepihak operator, iapun menjelaskan tidak tahu terkait pemotongan dana (PIP) tersebut dipergunakan untuk apa. Terangnya”.

 

Dan kami diarahkan oleh operator untuk menanyakan langsung kepada kepala sekolah pondok pesantren, atau ketua yayasan tersebut.

 

Kemudian kami mencoba menemui kepala sekolah pondok pesantren  selaku pimpinan disekolah atau pondok. namun  kami tidak bertemu dikarenakan beliau lagi ada urusan di luar.

 

Kemudian kami lanjut mencoba menemui ketua yayasan pak SYUEB, alhamdulillah beliau kebetulan ada di tempat.

 

Ketua yayasan tidak mengelak adanya potongan dana bantuan pemerintah (PIP) tersebut. beliau hanya bercerita kesana-kemari hingga akhirnya membuat kami tersentak kaget”.

 

Kami mendengar bahasa yang beliau ucapa kan, “SAYA MANUSIA BIASA, SAYA BUKAN MALAIKAT, SAYA MASIH DOYAN MAKAN”. Kami tidak menyangka akan keluar bahasa seperti itu dari ketua yayasan, seorang tokoh agama dan pimpinan pondok pesantren.

 

Sungguh miris melihat kondisi seperti ini, seorang ketua yayasan yang seharusnya bisa menjadi contoh dan panutan, bisa berucap seperti itu. Astagfirullah”. ( Tim )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *