Direktur Fakultas Harapan Ibu Diduga Coreng Dunia Pendidikan

NASIONAL48 Dilihat

Kota Langsa – Direktur Fakultas Harapan Ibu kota Langsa Aminy terkesan alergi dan takut menemui wartawan hal tersebut di lihat dari hasil kedatangan Media di Fakultas Senin 04//09/2023 dengan tujuan hendak meliputi orang tua wali Mahasiswa Fakultas Harapan Ibu yang di panggil oleh direktur Aminy terkait pemberitaan “uang wisuda sudah dibayar tetapi tidak jadi di diwisuda ” sebagai mana telah di beritakan di media ini beberapa waktu lalu.

Kedatangan awak media ditolak oleh Aminy selaku direktur Fakultas Harapan Ibu , penolakan itu, terkesan Aminy menghindar dan diduga takut terbongkar tentang fakultas yang di duga Abal Abal dan fakultas dan diduga dijadikan ajang bisnis sebab Aminy selain direktur fakultas iya juga merangkap sebagai dosen pengajar..

Pantauan media kehadiran para orang tua wali bertujuan untuk meminta kembali uang wisuda yang telah disetor senilai Rp 7100.000 ( tujuh juta seratus ribu rupiah ) tetapi anaknya dinyatakan tidak lulus dan tidak bisa diwisuda hal tersebut dicetuskan Ros ke awak media Buser Siaga .
Pada hal , anak mereka secara LKS dinyatakan telah lulus itu dapat dilihat dari terbitnya nomorr ijazah dan databes pengumuman kelulusan yang telah di umumkan bahkan Aminy menawarkan legestrasi ijazah kepada mahasiswa yang ingin melanjutkan ke jenjang S1 .
padahal mahasiswa cuma tidak lulus UKOM ( uji kofetensi ) untuk mengambil STR .

Ironisnya lagi kedatangan orang tua wali direktur Aminy terkesan mengancam dan mengintimidasi mahasiswa dan orang tua dengan memilih dua pilihan di Drop Out atau meneken surat pernyataan yang telah di konsep oleh direktur Fakultas yang intinya, berisikan DropOut tanpa ada kesalahan fatal yang dilakukan oleh mahasiswa.
Lebih anehnya lagi orang tua wali bukannya mendapat pengembalian uang Wisuda Rp 7100.000 ( tujuh juta seratus ribu rupiah ) yang telah mereka bayar ,malah mereka disarankan ada pengembalian uang Wisuda senilai Rp.1.500.000 .( Satu juta lima ratus ribu rupiah ) itupun uangnya tidak bisa diambil kontan tetapi dipotong melalui cara membayar kegiatan bimbingan belajar 10 kali pertemuan dengan rincian Rp150 000 ( seratus lima puluh ribu rupiah ) persekali pertemuan.,sisa Rp.5 600.0000 ( lima juta enam ratus ribu rupiah ) ala wualam tanpa ada rincian dan penelasan , hilang begitu saja jelas Ros pada media dengan wajah kecewa.
Dengan peristiwa seperti ini diduga Fakultas Harapan Ibu ini terkesan semacam abal abal diduga telah mencoreng dunia pendidikan di Indonesia , statmen ini disampaikan oleh beberapa praktisi hukum pada media.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *