Banda Aceh.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen menghadirkan kemudahan layanan dan memberikan rasa nyaman bagi nasabah dalam bertransaksi keuangan di Provinsi Aceh. Terbaru, BSI meningkatkan kualitas jaringan dan kehandalan Automatic Teller Machine (ATM) di Bumi Serambi Mekkah melalui penggantian mesin ATM baru di sejumlah lokasi strategis.
Penggantian mesin ATM baru tersebut berlokasi di Bandara Sultan Iskandar Muda, Hermes Palace Hotel, dan Pulau Sabang. Dengan upgrade ATM tersebut maka transaksi wisatawan mancanegara dengan menggunakan kartu debit/kredit luar negeri dapat dilayani.
“Ini merupakan upaya BSI dalam melakukan peningkatan kualitas layanan bagi masyarakat Aceh. Penggantian tiga ATM ini merupakan langkah awal, yang nantinya secara bertahap seluruh ATM BSI di Aceh dapat menggunakan kartu berlogo Visa saat proses izin acquirer telah selesai. Ini juga merupakan bukti komitmen BSI dalam menyukseskan implementasi Qanun yang dibuat oleh Pemerintah Aceh,” kata SEVP Operation BSI, Wahyu Avianto.
Pemilihan lokasi strategis tersebut karena Bandara Sultan Iskandar Muda merupakan pintu masuk bagi wisatawan maupun investor yang akan berkunjung ke Aceh. Sementara Hermes Palace Hotel merupakan lokasi strategis untuk akomodasi, aktivitas bisnis dan konvensi bagi investor. Adapun Sabang saat ini sedang gencar mempromosikan pariwisata mereka, khususnya menjelang PON 2024, di mana Sabang menjadi salah satu lokasi arena pesta olahraga 4 tahunan tersebut.
Di Aceh sendiri, BSI memiliki 167 kantor cabang, 690 Mesin ATM, 849 mesin EDC dan merchant, 9.272 QRIS, dan 9.859 agen laku pandai BSI Smart yang tersebar hingga desa-desa.
Untuk mendorong kemajuan perekonomian Aceh, BSI belum lama ini juga melakukan groundbreaking pembangunan Regional Office di Kota Banda Aceh. Gedung tersebut nantinya akan menjadi gedung tertinggi di Provinsi Aceh. Pembangunan Regional Office Aceh sendiri menggunakan konsep green building yang dipadukan dengan nilai-nilai adat lokal.
Dari sisi pembiayaan, BSI fokus pada pembiayaan di sektor UMKM. Banda Aceh dipilih menjadi lokasi pertama pembangunan UMKM Center BSI, dilanjutkan dengan Kota Yogyakarta dan Surabaya. Dari total 1.037 UMKM binaan BSI lewat UMKM Center, UMKM asal Aceh menjadi yang terbesar dengan jumlah 777 UMKM yang dibina oleh BSI.
Selain itu, salah satu desa binaan BSI, lewat program Desa BSI (Bangun Sejahtera Indonesia), di Desa Meunasah Asan, Aceh Timur berhasil melakukan ekspor perdana berupa 60 ton ikan bandeng ke Korea Selatan dan Jepang.
“BSI fokus pada pembiayaan sektor UMKM. Dari target Rp 2,4 triliun KUR 2022, sudah Rp 2,1 triliun yang tersalurkan, tentu ini sangat membantu para pelaku UMKM di Aceh,” tutupnya.