Peran Farmasi Dalam Kolaborasi Peningkatan Kesehatan Rawat Inap

Opini46 Dilihat

DI Negara-negara maju maupun negara berkembang, penyakit-penyakit kronis mengalahkan penyakit menular sebagai masalah kesehatan yang utama. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan pelayanan kesehatan untuk menangani berbagai macam penyakit yang sudah mulai berkembang. Salah satunya yang harus menjadi perhatian dan banyak membutuhkan peningkatan dalam pelayanan kesehatan yaitu di rumah sakit bagian rawat inap, dimana pasien dengan penyakit kronis dan komplikasi sangat banyak.

Sistem kesehatan di seluruh dunia saat ini sedang mengalami kondisi krisis, yaitu kekurangan tenaga kesehatan, distribusi serta perpaduan tenaga kesehatan yang belum merata sehingga menyebabkan pelayanan kesehatan terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Jika permasalahan-permasalahan tersebut tidak segera diatasi, dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dunia.

Dalam pelayanan kesehatan pasien di rumah sakit terdapat 4 pilar tenaga kesehatan profesional yang sangat berperan, yaitu klinisi, farmasis, perawatan dan ahli gizi. Sehingga ada peran masing-masing profesi kesehatan dalam medical care-pharmaceutical care-nursing care dan nutrition care. Dalam beberapa tahun ini di beberapa rumah sakit di luar negeri telah berkembang pelayanan kesehatan bersama yang bersifat kolabooratif di antara beberapa profesi kesehatan tersebut mulai saat pasien masuk rumah sakit, saat dirawat sampai dengan saat pasien keluar rumah sakit.

Di India, sudah dibuat sebuah program yang bernama Indian Health Service (IHS). IHS ini merupakan salah satu program terbesar yang dikelola oleh sistem pelayanan kesehatan di amerika serikat yang dirintis oleh Dr. Allen brand (kepala farmasi IHS dari tahun 1955 hingga 1981). Sejak tahun 1960-an, IHS memimpin sebuah dorongan nasional untuk interaksi dan pendidikan pasien yang terstruktur oleh apoteker. Pada tahun 1974, lebih dari 90% tempat praktek IHS memiliki satu atau lebih program perawatan pasien yang diatur oleh farmasi.

Praktek interprofesional dengan tujuan umum dalam meningkatkan hasil pasien di dukung oleh praktek standar farmasi IHS yaitu: (1) Memastikan terapi obat yang tepat; (2) Memverifikasi pemahaman pasien dalam pengobatan dan hasil yang tepat dari penggunaan obat mereka; (3) Memastikan ketersediaan dan pengontrolan pengobatan; (4) Menyediakan informasi obat dan konsultasi terapi obat; (5) Menyediakan promosi kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit yang berhubungan dengan penggunaan obat dan pencegahan terapi obat; (6) Mengatur terapi untuk pasien terpilih yang menggunakan obat sesuai dasar metode pengobatan.

Dimana program tersebut dibuat dengan mengkolaborasikan beberapa tenaga kesehatan dalam menangani seorang pasien. Keenam standar ini mencerminkan prinsip-prinsip inti dan layanan penting dari kesehatan masyarakat dan membangun sebuah dasar bagi layanan farmasi klinis yang mencakup pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi kesehatan melalui komunikasi yang berpusat pada pasien untuk membantu para apoteker dalam menilai kondisi kesehatan pasien.

Upaya peningkatan kualitas pelayanan tersebut diperlukan keselarasan langkah yang dinamis antar berbagai klinisi dan disiplin keilmuan untuk membangun tim pelayanan dengan tatanan dan kultur pendekatan interdisiplin atau interprofesional. Pasien yang ditangani secara interdisiplin baik di ruang rawat inap maupun pelayanan kesehatan primer, meningkatkan kesinambungan asuhan, kepuasan pasien serta mengurangi hospitalisasi dan angka kematian.

Peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia masih terus diupayakan oleh Pemerintah Indonesia. Salah satu aspek penting untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang mengacu kepada tenaga kesehatan.

Salah satu prinsip pelayanan kesehatan adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan prosedur dan tindakan yang aman serta tak membahayakan pasien maupun petugas kesehatan. Salah satu yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam hal keselamatan pasien adalah pengawasan dalam pemberian obat, bagaimana pada dasarnya dalam masa perawatan pasien obat merupakan hal yang sangat intim dengan pasien.

Kerja sama antarprofesi di bidang kesehatan diperlukan agar pengobatan yang rasional dapat tercapai. Model hubungan kerja kolaboratif yang diusulkan oleh McDonough dan Doucette sudah lama diaplikasikan di luar negeri dalam tatanan kesetaraan di kedua profesi tersebut, sedangkan di Indonesia kedua profesi tersebut masih dianggap belum setara. Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan terdapat dua tipe praktek yang dapat berkontribusi untuk kesehatan masyarakat pada yaitu pada tingkatan mikro atau tingkat individu pasien dan pada tingkat makro atau populasi.

Di Indonesia, masih sangat jarang terjadi kerja sama atau kolaborasi interprofesional dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan tidak terjadinya kolaborasi interprofesional tersebut, diantaranya yaitu: Tidak adanya partisipasi/kebijakan direktur dalam hal kolaborasi dokterapoteker yang menyebabkan efektivitas teamwork di rumah sakit menjadi tidak maksimal; Belum maksimalnya hubungan dokter dan apoteker dalam kolaborasi teamwork akibat belum adanya visite bersama yang berlangsung di rumah sakit. Sering juga kolaborasi apoteker dengan dokter di ruangan tidak berjalan dengan baik karena komunikasi tidak berjalan maksimal. Selain itu, perlunya diperbaiki persepsi dan penerimaan tenaga kesehatan terhadap kolaborasi interprofesi karena akan berpengaruh terhadap sikap profesional antar tenaga kesehatan yang satu dengan yang lain. Dan juga, rasa percaya diri yang kurang dari ahli farmasi menjadi salah satu penghambat untuk langkah maju dan berani berkomunikasi dan berkolaborasi. Meski begitu beberapa kendala tersebut harus segera diatasi mengingat dampak positif yang dihasilkan dalam peningkatan kesehatan pasien dirawat inap dengan menerapkan prilaku profesional sebagai tenaga kesehatan dengan tujuan yang sesungguhnya.

Perilaku profesional penting dimiliki oleh seluruh tenaga kesehatan dalam melaksanakan profesinya. Hal itu dikarenakan profesi tenaga kesehatan berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang menyangkut kehidupan manusia dan sebagai penunjang bagi keselamatan pasien juga. Oleh karena itu, hubungan kolaborasi antara dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya dengan apoteker sangatlah penting dalam peningkatan perawatan pasien di rawat inap.

Ditulis Oleh:
Fitri Sariyanti, S.Farm (3005080)
Dosen : Dr. Ifmaily, M.Kes, Apt
Program Studi Profesi Apoteker Stifi Perintis Padang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *