Pangdam Iskandar Muda Dan Forkopimda Aceh Shalat Idul Adha Di Blang Padang

Banda Aceh170 Dilihat

 

Banda Aceh – Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han). beserta Ibu Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah Iskandar Muda Ny. Eva Niko Fahrizal, Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah dan Forkopimda lainnya melaksanakan Sholat Idul Adha 1445 H bersama Prajurit dan PNS Kodam IM serta masyarakat bertempat di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Senin (17/06/24).

Shalat Idul Adha tahun ini dipimpin oleh Imam Tgk. Miswar Muhammad, S.Pd.I. dan yang bertindak sebagai Khatib Prof. Dr. H. Muzakir, M.A. Wakil Rektor IV UIN Sumatera Utara Medan.

Ceramah Idul Adha 1445 H kali ini mengangkat tema ”Hakikat ibadah haji dan Qurban dalam membangun ketaqwaan dan rasa kemanusiaan”.

Prof. Dr. H. Muzakir, M.A. dalam khutbahnya menyampaikan, bulan Zulhijjah disebut sebagai bulan yang istimewa karena didalamnya ada hari yang disebut dengan ‘aid al-akbar (hari raya besar). Paling tidak ada dua keistimewaan bulan Zulhijjah ini. Pertama, pada bulan inilah Allah SWT mewajibkan ibadah Haji ke Baitullah bagi hamba-NYA yang memiliki kesanggupan. Kedua, pada bulan ini pula Allah SWT mensyari’atkan penyembelihan hewan Qurban sebagai media sarana mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Bahwa peristiwa pertama, seperti yang sedang dilaksanakan jamaah haji mereka memilih beribadah kepada Allah SWT, sebelum kembali kepada Allah SWT (kematian).

Lebih lanjut, dihadapan Allah SWT mengakui dosa-dosa kita, baik yang dikerjakan dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Kita mengakui bahwa selama ini telah melupakan Allah SWT, selama ini kita lebih memilih dan mementingkan dunia ketimbang mengabdi kepadaNYA. Selama ini kita telah menjadi pengembara padang pasir yang tersesat dan kehilangan arah. Kita ingin kembali ketempat asal kita yaitu kepada Allah SWT. Kita memohon ampunan kepada-Nya atas dosa-dosa yang menyelimuti diri kita. Setelah wukuf, kita pergi ke Mina yang bermakna medan kehidupan, dunia nyata untuk menyatakan permusuhan dengan syetan. Kita melempar setan dengan batu keimanan kita.

Bagaimanapun tidak ada arti sebuah pengakuan dan penyesalan diri, sebelum kita menyatakan permusuhan dengan syetan. Seringkali dalam hidup ini, kita mengakui bermusuhan dengan setan, tetapi sadar atau tidak, jalan setan yang sesat malah kita tempuh.

Dalam konteks Idul Adha, Pemimpin yang amanah dapat kita lihat pada sosok Ibrahim AS. Ibrahim AS adalah pemimpin yang benar-benar memiliki tauhid yang sangat kuat, sehingga memiliki rasa takut kepada Allah SWT, tidak melanggar perintah Nya, Ia sanggup memenuhi perintah Allah SWT walaupun untuk itu ia harus kehilangan sesuatu yang paling dicintainya. Ia memilih Allah SWT sebagai tujuan dan orientasi hidup ketimbang kesenangan duniawi lainnya. Pemimpin yang seperti inilah yang akan dapat melepaskan kita dari kehancuran bangsa.

Prof. Dr. H. Muzakir, M.A. menambahkan, “Melalui semangat berkurban ini kita kembali diingatkan oleh Allah SWT bahwa kita adalah umat yang satu. Kita menyadari banyak sekali persoalan yang harus kita hadapi, kita sedang berada di badai yang sama, tapi tidak di kapal yang sama, tetaplah berfikir positif,kuatkan iman dan imun, semangat menjalani hidup, tetapi pastikan bahwa Allah SWT ada bersama kita di masing-masing kapal dan memegang kendali atas kapal kita,” pesan Prof. Dr. H. Muzakir, M.A.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *