Miris, BPNT Untuk Masyarakat Miskin Disunat Di Aceh Tenggara

BPNT untuk masyarakat miskin disunat, telur per papannya dipotong empat butir dan sayur manyur tidak dibagikan

Aceh Tenggara | Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk masyarakat kurang mampu/ fakir miskin yang diberikan Dinas Sosial sebagai perpanjangan tangan atau pengawas pemerintah pusat yang disalurkan melalui e-warung disunat pihak penyuplai dengan cara mengurangi jumlah barang.

Hal tersebut diketahui ketika salah seorang masyarakat kurang mampu yang enggan ditulis jati dirinya menyebutkan, bantuan yang dia terima berkurang jumlah dan tidak seperti biasanya. Sebagian barang yang dibagikan penyalur dikurangi atas perintah orang Dinas Sosial Agara, kata penyalur kepada penerima bantuan.

“Kami heran bang, kenapa hal begini juga dipotong. Telur yang kami terima dikurangi empat butir, saya dapat dua papan, setiap papannya dikurang empat butir. Jadi yang dipotong delapan butir semunya, sayur manyur juga kami tidak dapat tapi di daerah lain dapat.” ujar salah seorang warga kurang mampu, Rabu (04/03/2020) di Desa Pulonas.

Azhari, selaku pemilik e-warung wilayah Kecamatan Babussalam membenarkan ucapan warga penerima bantuan. Ia mengaku mengurangi empat butir telur dalam satu papan, hal itu dilakukan atas perintah orang Dinas Sosial, namun dia tidak menyebut siapa orang Dinas Sosial yang memberi perintah untuk melakukan pemotongan tersebut.

“Semua dipotong per papannya empat butir, jadi mereka dapat dua papan. Jumlah semua yang dipotong delapan butir, ini atas perintah orang Dinas Sosial karena harga terlur sudah naik dari sebelumnya, ikan ada dua ekor namun belum dibagikan” ujar Azhari pemilik e-warung.

Kemudian dia mengatakan, siap mau dilaporkan kemana saja. Hal itu dia lakukan atas perintah orang Dinas Sosial, makanya saya lakukan demikian sesuai perintah, saya hanya menyalurkan bang, ujar Azhari lagi.

“Apapun saya tidak dapat dari sini, Dinas Sosial yang belanja lalu dititipkan kepada saya sebagai penyalur, jujur pak, seribu dua ribu adalah saya dapat, saya juga tidak tega memotong hak orang miskin tapi ini sudah perintah mau gimana lagi” katanya.

Menurut Azhari, e-warung ini sudah tidak sesuai dengan perjanjian awal, dimana dia mengira semua keperluan untuk kebutuhan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sepenuhnya dia yang mengelola.

Azhari juga berpesan, tolong disampaikan kepada pihak pengambil kebijakkan untuk memverifikasi kembali penerima bantuan ini. Dia menilai banyak penerima bantuan tidak layak, mereka datang menggunakan mobil, naik sepeda motor dan memakai perhiasan emas, keluh Azhari.

Sementara itu Kabid Penangan Fakir Miskin Dinas Sosial yang dihubungi awak media via selular, jum’at (06/03) tidak menjawab, begitu juga via pesan WhatsApp tidak membalas.

Di hari yang sama, Toso selaku Korda BPNT Dinas Sosial Aceh Tenggara, membenarkan ada pemotongan telur tiga butir per papannya untuk seluruh KPM, bukan empat butir. Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan harga dipasaran, karena harga yang ditetapkan sebelumnya Rp 38 ribu telah naik menjadi Rp 42 ribu.

Menurut Toso, uang yang masuk ke rekening KPM hanya Rp150 ribu, sementara kebutuhan bahan pangan dipasaran telah naik. Uang itu dibagi berbagai kebutuhan bahan pangan yakni, beras, telur, ikan dan sayur manyur, jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *