Tanggamus – Polsek Semaka Polres Tanggamus memberikan informasi perkembangan situasi pasca bencana alam banjir dan longsor di wilayah hukumnya juga mengupdate kerugian musibah tersebut.
Kapolsek Semaka, AKP Ketut Gister membeberkan bahwa pada Kamis, 29 Juni 2023 sekitar pukul 04.00 WIB, telah terjadi bencana alam banjir dan tanah longsor di wilayah kecamatan setempat.
Akibat banjir, ada empat titik tanggul yang jebol di wilayah tersebut, yakni dua titik di tanggul di Pekon Sukajaya dan dua titik di Pekon Srikaton, bermula cuaca hujan deras sejak Rabu 28 Juni 2023 dari pukul 22.00 WIB hingga Kamis 29 Juni 2023 pukul. 04.00 WIB.
Sejak Kamis, 29 Juni 2023 pukul 07.00 WIB, tim gabungan mendatakan wilayah-wilayah terdampak bencana. Tim gabungan juga melakukan pembersihan material dengan alat seadanya dipimpin Kapolres Tanggamus, Dandim dan Kalak BPBD yang dibantu relawan serta warga hingga sore hari.
Sejumlah alat berat, sejak Kamis, 29 Juni 2023 pukul 22.00 WIB, pemerintah Kabupaten Tanggamus menurunkan alat berat dan langsung bekerja membersihkan material banjir yang menutupi ruas Jalinbar.
Kemudian, pada Hari Jum’at 30 Juni 2023, situasi paska bencana alam di wilayah semaka, Jalan Lintas Barat Kabupaten Tanggamus di wilayah sudah mulai dapat dilalui.
Pada Jumat, 30 Juni 2023 , terdapat tiga alat berat yang terus berupaya membersihkan material banjir di Jalinbar Pekon Pardawaras dan Sedayu. Akses jalan sudah mulai terbuka, dan kendaraan sudah mulai melintas secara bergantian.
“Banjir bandang disertai tanah longsor melanda wilayah semaka, selain merendam pemukiman dan merusak sejumlah rumah, banjir bandang disertai longsor juga menyebabkan akses Jalinbar tanggamus tepatnya di pekon sedayu dan Pardawaras terimbun material banjir. Akibatnya, akses jalinbar sempat lumpuh total,” beber AKP Ketut Gister, Sabtu 1 Juli 2023.
Dikatakan Kapolsek, berdasarkan data yang dihimpun dari Pemerintah Kecamatan Semaka, setidaknya ada 12 Pekon yang terdampak banjir dengan jumlah rumah yang rusak maupun terendam banjir sebanyak 1.244 rumah.
Adapun 1.244 rumah tersebut diantaranya Pekon Srikaton 61 rumah, Pekon Way Kerap 59 rumah, Pekon Bangun Rejo 329 rumah, Pekon Sukaraja 320 rumah, Pekon Sukajaya 58 rumah.
Kemudian, Pekon Kacapura 286 rumah, Pekon Tugupapak 18 rumah, Pekon Pardawaras 34 rumah, Pekon Sidodadi 47 rumah, Pekon Sripurnomo 4 rumah, Pekon Karang Agung 28 rumah dan Pekon Sedayu 26 rumah.
“Sedangkan rumah yang hanyut tersapu banjir bandang ada dua rumah, yakni rumah milik Sukandar di pekon srikaton dan rumah milik Ponidi di pekon sukaraja,” ujarnya.
Sambungnya, bahwa selain merendam dan merusak pemukiman penduduk, banjir juga merendam areal persawahan.
“Berdasarkan informasi keterangan Kasi Trantib Kecamatan Semaka, Eko Prianto pihaknya mencatat ada 372 hektar areal persawahan yang terendam banjir,” ujarnya.
Ditambahkannya, kejadian bencana alam banjir dan tanah longsor di wilayah kec
semaka tidak ada korban jiwa dan hasil monitoring serta pantauan di lapangan air mulai surut.
“Walaupun telah surut, namun perlu diantisipasi terjadi hujan, sebab tidak menutup kemungkinan terjadi banjir dan tanah longsor susulan,” imbuhnya.
Kapolsek menegaskan, berdasarkan banyaknya material kayu yang terbawa banjir, diduga pada saat ini masyarakat dalam kondisi panen kayu sengon, sehingga tidak ada penahan tanah, bersamaan sisa kayu terkontrasi di aliran sungai.
“Untuk mencegah kejadian serupa, masyarakat agar dapat bijak dalam menebang kayu, sebab dampaknya sangat dahsyat hingga merugikan orang banyak,” tandasnya. (Budi Haryanto)
BUSERSIAGA, COM