Cucu Sultan Aceh: Terima Kasih Presiden Erdogan Atas Dukungan Penyelamatan Situs Sejarah Kuta Farushah Pindi Gampong Pande

Banda Aceh114 Dilihat

 

 

Banda Aceh.Pemimpin Darud Donya Aceh Darussalam Cut Putri mengaku bersyukur melihat kawasan Situs Sejarah Makam Raja Darul Makmur Gampong Pande yang berada dibekas Proyek IPAL telah terselamatkan. Apalagi kawasan tersebut telah diletakkan plang tanda kawasan Situs Cagar Budaya.

 

“Ini adalah kemenangan Rakyat Aceh yang terus mendukung perjuangan selama bertahun-tahun tanpa henti”, ujar Cut Putri

 

Ia juga berterima kasih atas dukungan dari dunia Internasional termasuk Dunia Melayu Dunia Islam, dan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

 

Dengan dukungan dunia internasional akhirnya kawasan situs sejarah yang sangat penting di Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam terselamatkan.

 

Sebelumnya Pemimpin Darud Donya Aceh Darussalam yang juga Cucu Sultan Aceh ini telah menyurati Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, meminta bantuan tentang kawasan Situs Sejarah Islam Asia Tenggara di Aceh yang sedang masif dimusnahkan.

 

Seperti diketahui kawasan Situs Istana Darul Makmur Kuta Farushah Pindi Gampong Pande Banda Aceh selama bertahun-tahun ini telah dihancurkan, oleh proyek Pemerintah berupa proyek pembuangan sampah dan tinja najis manusia.

 

Kawasan bersejarah Islam berisi ribuan makam para Raja dan Ulama ini juga merupakan kawasan bersejarah Turki Usmani yang sangat terkenal di dunia.

 

Disinilah tempat pertama kali awal mula lahirnya Kesultanan Aceh Darussalam, dan merupakan kawasan Titik Nol Penyebaran Islam ke seluruh Asia Tenggara.

 

Tak kurang peneliti dunia internasional silih berganti melakukan penelitian di kawasan arkeologi tingkat dunia ini, yang kemudian oleh Pemerintah dijadikan gunung sampah dan pusat pembuangan tinja najis manusia.

 

Makam-makam para Raja dan Ulama dikorek dan dibongkar, bahkan ditimbun dengan sampah dan tinja najis manusia.

 

Hal ini menimbulkan keprihatinan besar masyarakat dunia, termasuk Turki.

 

Di Situs Gampong Pande ini bersemayam makam-makam para Raja dan Ulama Aceh, para tokoh pahlawan Islam pendiri Kesultanan Aceh Darussalam, yang juga berasal dari Turki Utsmani.

 

“Mereka adalah Pahlawan mulia penyebar Islam di Asia Tenggara. Mereka adalah para nenek moyang Bangsa Aceh yang juga nenek moyang Bangsa Turki, dan berarti merupakan nenek moyang dari Yang Mulia saudara kami Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan”, ujar Cucu Sultan Aceh.

 

Proyek pembuangan Tinja najis manusia di makam para Raja dan Ulama, dan pembongkaran makam pahlawan merupakan tindakan penistaan. Maka Turki turut memberikan perhatian besar terhadap penistaan kawasan mulia ini.

 

Cucu Sultan Aceh Cut Putri juga berbahagia karena Presiden Erdogan terus memantau perkembangan dan berencana akan datang melawat.

 

“Rencana lawatan Presiden Erdogan juga merupakan bentuk nyata dukungan besar bagi rakyat dan Bangsa Aceh untuk terus bersatu berjuang menyelamatkan seluruh kawasan Situs Sejarah Kuta Farushah Pindi Gampong Pande”, tegas Cucu Sultan Aceh.

 

Maka Pemimpin Darud Donya Aceh Darussalam mengucapkan selamat datang kepada Presiden Erdogan, yang akan datang melawat nusantara. Sejak dulu wilayah nusantara membina hubungan akrab dengan Kerajaan Rum atau Turki.

 

Tuan Putri Aceh Darussalam ini juga mengharapkan kerjasama lanjutan, dalam menyelamatkan situs sejarah Aceh, dan juga pemugaran makam Raja dan situs sejarah lainnya.

 

Presiden Erdogan adalah tokoh besar yang banyak membantu dunia Islam, dan membantu Suriah dan Palestina serta negeri-negeri Islam yang teraniaya termasuk Aceh.

 

Kedatangan Presiden Erdogan diharapkan membawa angin segar bagi Umat Islam di Asia Tenggara. Apalagi Turki dan Aceh memiliki hubungan sejak ratusan tahun.

 

Pada tahun 1511 M Portugis menguasai Malaka. Sultan Aceh meminta bantuan Turki Utsmani. Kemudian Perwira Turki datang ke Aceh membuat markas di Gampong Bitai yang dipimpin oleh Teungku Chik Di Bitai.

 

Dari sana lahirlah banyak tokoh besar di Aceh termasuk Sultan Iskandar Muda raja terbesar Aceh, juga Laksamana Wanita Pertama di dunia Laksamana Malahayati.

 

Laksamana Malahayati sekarang telah diakui oleh UNESCO sebagai Pahlawan dunia berkat dukungan negara Turki dan beberapa negara lain.

 

Pemimpin Darud Donya ini juga mengharapkan agar Rakyat Aceh terus mengawal, dan mendukung penuh penyelamatan situs sejarah Aceh.

 

“Bangsa Aceh adalah bangsa yang besar, yang telah melahirkan banyak tokoh penyebar Islam di Asia Tenggara. Tanah Aceh telah dipilih, menjadi tempat bersemayam banyak tokoh agung yang telah membentuk peradaban dunia!”, kata Cucu Sultan Aceh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *