Indikasi Ketua PKB Aceh Tamiang  Terima Sejumlah Uang Penipuan Rumah Bantuan Terbongkar 

NASIONAL115 Dilihat

Aceh Tamiang – Polres Aceh Tamiang terus melakukan penyelidikan tentang adanya indikasi  penipuan pembangunan rumah dhuafa di Kabupaten Aceh Tamiang. Sejumlah saksi pun telah diminta keterangan.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Aceh Tamiang, berinisial MB alias WG juga telah dipanggil untuk dimintai keterangan pada Jumat 13 Oktober 2023 kemarin.

Benarkah, MB menerima sejumlah uang terkait dugaan penipuan pembangunan rumah dhuafa itu.

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang wanita berinisial J, warga Desa Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda.

“Saya saksinya, saya langsung melihat jika MB menerima uang untuk pembangunan rumah dhuafa itu,” ucap Wanita beranak 3 ini, Kamis 12 Oktober 2023.

Ia menjelaskan, awalnya salah satu rekan kerjanya berinisial JM ditawari pembangunan rumah dhuafa oleh MB.

Dengan syarat menyerahkan uang sebesar Rp 10 Juta.

“Teman saya yang ditawari MB untuk pembangunan rumah dhuafa dengan syarat menyerahkan uang Rp 10 Juta. Itu sekitar bulan Februari 2023 lalu,” katanya.

Dikarenakan sudah saling kenal, JM pun tertarik dengan tawaran MB dan datang ke rumahnya.

“Saya diminta oleh JM untuk menemaninya ke rumah MB guna menyerahkan uang,” katanya lagi.

Namun, saat itu uang yang dibawa nilai nya Rp 7 Juta.

Setibanya di rumah MB, dirinya bertemu dengan MB dan menyerahkan uang tersebut.

“Kita ketemu langsung dengan MB dan istrinya. Terus dia bercerita terkait pembangunan rumah itu, JM menyerahkan uang Rp 7 Juta ke MB dan istrinya mengetahuinya ,” jelasnya.

“Uang kan kurang Rp 3 Juta ini, MB bilang pinjam dulu sama toke/bos (pemilik usaha) tempat kami bekerja,” katanya.

“MB ada teken kwitansi, saya yang beli materai dan kwitansinya  di depan saya MB teken, istrinya juga tau itu,” katanya lagi.

Terkait kekurangan itu, berselang hari, JM bersama Bos tempatnya bekerja datang kembali ke rumah MB guna menyerahkan uang Rp 3 Juta.

“Bos kami bersama JM yang langsung menyerahkan kekurangan uang itu Rp 3 Juta,” katanya.

Namun, hingga saat ini kata JM, rumah yang dijanjikan tidak juga dibangun.

Singkat cerita, lanjut J, pada bulan September, Bos tempat mereka bekerja membaca media online yang menyebutkan pembangunan rumah dhuafa itu diduga penipuan.

“Kan Viral di media, bos kami baca berita itu, terus memberitahukan ke kami juga JM. Kepada JM, ditanya mana kwitansi yang diteken MB itu, JM pun menjawab sudah dimintai kembali oleh MB,” katanya.

Mengetahui itu, JM pun langsung mempertanyakan kejelasan pembangunan rumah itu ke MB. 

Usai ditanya, berselang hari sejumlah batu bata untuk pembangunan rumah pun tiba. 

Tapi sampai sekarang rumah tidak juga dibangun.

Sementara JM saat ini sudah tidak bekerja lagi dan memilih untuk ikut suaminya.

“JM ini janda, dan baru saja menikah lagi, baru beberapa Minggu ini JM memutuskan untuk tidak bekerja lagi dan memilih ikut bersama suami tinggal di luar kota,” sebutnya.

“Yang jelas saya dan bos saya pemilik tempat usaha melihat langsung jika MB yang menerima uang itu, istri MB juga tahu,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *