Sukarela, Warga Langsa Serahkan Dua Pucuk Senjata Sisa Konflik Kepada Dandim 0104/Aceh Timur

Langsa210 Dilihat

 

 

Langsa — Kepercayaan masyarakat terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus menguat seiring dengan berbagai program pembangunan dan pembinaan teritorial yang dijalankan untuk memperkokoh perdamaian di Aceh. Hal ini kembali terbukti melalui penyerahan dua pucuk senjata api beserta amunisi oleh dua orang warga kepada Komandan Kodim 0104/Aceh Timur, Letkol Inf Tri Purwanto, S.I.P., yang juga bertindak sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123. Penyerahan berlangsung di Makodim 0104/Aceh Timur pada Selasa (18/3/2025).

 

Senjata yang diserahkan meliputi satu pucuk senjata api jenis Sten Mitraliur standar, satu pucuk senjata api jenis revolver standar, satu granat tangan aktif jenis nanas, empat butir munisi kaliber 9 mm, serta enam butir munisi kaliber 3.2 mm. Seluruh barang tersebut merupakan peninggalan masa konflik yang ditemukan oleh warga saat membuka lahan pertanian di desanya, sebelum akhirnya memutuskan untuk menyerahkannya kepada pihak TNI.

 

Penyerahan ini berawal dari komunikasi sosial (komsos) yang intens dilakukan oleh Babinsa Koramil Langsa Timur, Serma Fahri Solihin, dalam rangka mendukung pelaksanaan TMMD ke-123 di Desa Bukit Metuah, Kecamatan Langsa Timur. Melalui interaksi yang humanis dan pendekatan yang persuasif, kedua warga akhirnya tergerak untuk menyerahkan senjata sisa konflik tersebut.

 

Letkol Inf Tri Purwanto menyampaikan apresiasi atas kesadaran dan kepercayaan yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam mendukung stabilitas keamanan di wilayahnya.

 

“Penyerahan senjata api ini merupakan wujud nyata keberhasilan program pembinaan teritorial TNI, khususnya melalui kegiatan TMMD. Pendekatan yang humanis serta komunikasi yang baik antara prajurit dan masyarakat telah membangun kepercayaan, sehingga masyarakat dengan kesadaran penuh menyerahkan senjata yang selama ini mereka simpan,” ujar Letkol Tri Purwanto.

 

Lebih lanjut, ia mengajak seluruh masyarakat yang masih memiliki senjata peninggalan konflik agar tidak ragu menyerahkannya kepada pihak berwenang, demi menciptakan suasana yang aman dan kondusif.

 

Sementara itu, Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han), turut mengapresiasi langkah warga tersebut sebagai bukti terjalinnya hubungan harmonis antara TNI dan rakyat.

 

“Kepercayaan masyarakat terhadap TNI adalah aset yang sangat berharga dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di Aceh. Penyerahan senjata ini mencerminkan keberhasilan komunikasi dan pendekatan persuasif yang terus kami lakukan dalam membangun hubungan dengan masyarakat,” ungkap Pangdam IM.

 

Mayjen TNI Niko Fahrizal menegaskan bahwa penyerahan senjata secara sukarela tidak hanya menunjukkan itikad baik dalam mendukung perdamaian, tetapi juga menjadi langkah preventif dalam mencegah ancaman hukum dan potensi penyalahgunaan senjata di tengah masyarakat.

 

Ia juga menginstruksikan kepada seluruh jajaran TNI di wilayah Kodam Iskandar Muda untuk terus meningkatkan komunikasi dan pendekatan yang humanis dalam setiap pelaksanaan tugas. Menurutnya, edukasi yang berkelanjutan akan lebih efektif mendorong kesadaran masyarakat dibandingkan dengan tindakan yang bersifat represif.

 

“Senjata api yang tidak terkontrol sangat berbahaya, apalagi jika jatuh ke tangan yang salah. Oleh karena itu, kami terus mendorong masyarakat untuk menyerahkan senjata secara sukarela. Pendekatan persuasif seperti ini telah terbukti lebih efektif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan damai,” tegas Pangdam IM.

 

Dengan bertambahnya dua pucuk senjata ini, jumlah senjata api yang telah diserahkan oleh masyarakat kepada Kodam Iskandar Muda selama masa kepemimpinan Mayjen TNI Niko Fahrizal kini mencapai 24 pucuk dari berbagai jenis. Hal ini sekaligus menjadi indikator keberhasilan program pembinaan teritorial dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya keamanan dan ketertiban.

 

Keberhasilan tersebut juga menunjukkan bahwa upaya pendekatan berbasis komunikasi, edukasi, dan pembangunan sosial melalui program TMMD ke-123 tidak hanya mendorong kemajuan infrastruktur desa, tetapi juga memperkuat ikatan antara TNI dan rakyat dalam menjaga perdamaian di Aceh.

 

Pangdam IM pun berharap, kesadaran serupa dapat terus tumbuh di tengah masyarakat dan menjadi inspirasi bagi warga lainnya yang masih menyimpan senjata sisa konflik, untuk secara sukarela menyerahkannya kepada pihak yang berwenang demi menciptakan Aceh yang aman, damai, dan sejahtera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *