Presiden Jokowi Tinjau Pengukuhan Dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Di Bogor

Jabar53 Dilihat

 

JAWA BARAT  Presiden RI Joko Widodo didampingi Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak dalam rangka penurunan stunting di Posyandu Wijaya Kusuma, Kelurahan Kebon Pedes, Kota Bogor, Selasa 11/6/2024.(Humas Jabar)

Di Posyandu tersebut, saat itu sedang dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan anak-anak serta distribusi makanan bergizi dan suplemen bagi ibu hamil dan balita.

Total yang diperiksa pada kegiatan tersebut sebanyak 105 orang, terdiri dari balita, ibu hamil, dan calon pengantin. Presiden Jokowi pun turut membagikan bingkisan suplemen kepada penerima.

Pengukuran dan intervensi serentak ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia yang menjadi prioritas nasional di bidang kesehatan.

Presiden Jokowi mengatakan,,” Stunting adalah masalah serius dan butuh sinergi antara pemerintah pusat, daerah serta masyarakat dalam menurunkannya. Intervensi perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan, ditambahkan stunting adalah masalah serius yang dapat memengaruhi masa depan generasi kita,oleh karena itu, intervensi harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan,” Paparan Presiden.

Sementara dihadapan awak media, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengatakan,” Saya berharap kunjungan Presiden Jokowi memberikan dorongan motivasi bagi semua pihak yang terlibat dalam upaya penurunan stunting.

“Kami sangat mengapresiasi kedatangan Pak Jokowi yang akan memberikan motivasi bagi kita dalam menurunkan stunting,” Ungkapnya.

Bey menuturkan, target penurunan angka stunting di Jabar bisa menyentuh angka 14 persen di akhir tahun 2024.

Ia optimistis target tersebut bisa tercapai bila kegiatan pengukuran dan intervensi serentak rutin digelar dan menurutnya, dengan cara ini penanganan stunting menjadi lebih akurat dan tepat sasaran.

“Target penurunan angka stunting di Jabar tahun 2024 ini bisa sampai di angka 14 persen. Saya kira bisa dengan cara pengukuran ini akan lebih akurat, tepat sasaran, dan partisipasinya pun tinggi,” Pungkasnya.(Bey.@Ono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *