PESAN PJ WALIKOTA BANDA ACEH PADA KEGIATAN PELATIHAN EKONOMI KREATIF BAGI SANTRI DAN GURU DAYAH BANDA ACEH.

Banda Aceh35 Dilihat

 

PJ. Walikota Banda Aceh yang diwakili oleh Staf Ahli Walikota Banda Aceh bidang Pemerintahan Politik dan Hukum Bapak Iskandar S.Sos M.Si, Senin tanggal 22 Oktober 2024 bertempat di Hotel Mekah, membuka Pelatihan Ekonomi Kreatif bagi Santri dan Guru Dayah Se-Kota Banda Aceh.
Pada Acara Pembukaan tersebut dihadiri oleh Badan Dayah Kota Banda Aceh, Sekretaris DSI Banda Aceh, Perwakilan Kandepag Banda Aceh, Perwakilan MPU Banda Aceh, Anggota Komisioner Baitul Mal Banda Aceh, Narasumber, para peserta dan insan Pers

Dalam kesempatan tersebut Iskandar S.Sos Msi memberikan apresiasi kepada Badan Dayah Banda Aceh yang telah menginisiasi Pelatihan Ekonomi Kreatif bagi para Santri dan Guru Dayah, pelatihan merupakan bekal bagi mereka untuk meningkatkan kompetensi di Bidang Ekonomi Kreatif.

Saat ini Sektor Ekonomi Kreatif menjadi primadona dalam berbisnis bagi Generasi Milenum maupun Generasi Z, karena memberikan dampak nilai tambah atau value added ekonomi yang cukup besar termasuk peluang kerja yang sangat bervariatif.

Bicara Ekonomi Kreatif, berarti bicara inovasi dan kreativitas mulai dari proses produksi, promosi, market sampai dengan distribusi baik barang maupun jasa, ini tidak terlepas bagaimana mana kita menjalankan semua yang berkenaan dengan proses Ekonomi Kreatif tersebut secara baik, jujur dan benar, selain itu penguasaan ilmu pengetahuan tekhnologi termasuk tehnologi informasi sangat dibutuhkan oleh mereka yang berkecimpung dalam bisnis ekonomi kreatif.

Karena ekonomi kreatif ini punya prospek yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi kedepan, sampai Presiden Prabowo Subianto, membentuk satu kementerian yaitu kementerian ekonomi kreatif yang dikomandoi oleh Putra Aceh yaitu Teuku Riefky Harsya. Apabila mengacu pada Peraturan Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif sebelumnya terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif diantaranya kuliner, Fashion, Desain produk, Arsitektur, Pengembangan permainan, Desain interior, Seni rupa, Musik, Film, Animasi, video, Fotografi, Desain komunikasi virtual, Periklanan, Seni pertunjukan, Aplikasi dan lain-lain,

Agar ke 17 Subsektor Ekonomi Kreatif ini bisa berjalan, kita harus keluar dari zona nyaman dimana orang merasa puas dengan apa adanya, senang dipuji, disanjung dengan produk yang dihasilkan sehingga menjadi stagnan dan lupa akan tantangan dan persaingan bisnis dan jasa kedepan, oleh karena itu seorang pebisnis ulung dibidang Ekonomi Kreatif selalu melihat tantangan sebagai peluang, karena dengan adanya tantangan tersebut cakrawala berfikir akan terbuka, maka akan muncul ide-ide yang brilian yang akan menciptakan inovasi dan kreativitas yang luar biasa, sejarah telah membuktikan bahwa dimasa sulit yang penuh tantangan akan melahirkan generasi yang tangguh contoh di Aceh pada masa sulit dijaman kemerdekaan Aceh menjadi Daerah Moda bagii Bangsa ini, sekarang di saat berada di zona nyaman, Aceh menjadi Daerah yang lemah dan tertinggal, itulah sebabnya di dalam Alquran Surat An Nisa ayat 9 berbunyi ” Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan nya.

Diakhir sambutannya, Iskandar, S.Sos Msi menyampaikan selamat dan sukses atas Pelatihan Ekonomi Kreatif bagi para Santri dan Guru Dayah, mari kita terus membangun kemitraan dan berkolaborasi dengan semua stakeholder untuk membangun Kota dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan kita semua yakin bahwa para santri dan guru Dayah bisa menjadi Garda terdepan dalam pengembangan Ekonomi Kreatif di Banda Aceh.   (T)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *