Aceh Besar | Antara Simpang Tiga Traffic Light Jalan Nasional, Lampeunerut, Aceh Besar- melintasi jalan H. Dr. Prof Mr. Mohd Hasan, gampong Bantoh, Lueng Bata menuju Terminal Bus Type A, Kota Banda Aceh, lebih kurang 2 KM tampak dari 62 Tiang lampu penerang Jalan umum (JPU), 7 Tiang lampu penerang jalan umum (PJU) yang menyala.
Informasi yang dihimpun dilapangan keberadaan lampu PJU padam mendapat kritikan tajam dari banyak pihak, hal ini menimbulkan asumsi masyarakat padamnya lampu PJU karena kurang adanya perhatian Pemerintah Kota Banda Aceh.
Hal tersebut sebagaimana di cetuskan oleh Ketua Pemuda gampong Batoh, Budi Setiawan, melalui press release, Pemerintah Kota Banda Aceh, Aminullah Usman melalui Dinas Lingkunagn Hidup dan Kehutanan (LHDK3) menilai terkesan abaikan lampu penerang Jalan Umum (PJU) yang padam. Sebutnya kepada Media ini, Minggu (20/06/2020).
Pintu Masuk Kota Banda Aceh Mulai dari Simpang 3 Traffic Light. Menurut Budi. “Keberadaan lampu penerang ruas jalan mulai dari Simpang Traffic Light, Aceh Besar – menuju Terminal Bus Type A., Batoh, Banda Aceh sudah sekian lama tidak nyala dan sangat rawan kecelakaan,” ujar Budi.
Selain lampu jalan, dahan pohon yang rimbun juga sangat menganggu pandangan ketika masyarakat melintasi dikawasan itu, perlu dilakukan Pembersihan dan pemangkasan dahan pohon yang tampak semakin semeraut
Masih kata Budi, Kami para Pemuda bersama Tokoh Masyarakat Gampong Batoh berharap lampu penerang Jalan yang selama ini padam segera di hidupkan kembali, pasalnya Jalan dua jalur antara Batoh – Lampeuneurut keluar masuk kenderaan dua – Empat roda menuju Kota Banda Aceh perlu adanya perhatian khusus pemerintah Kota supaya masyarakat yang melintasi kawasan itu benar- benar bisa memberi kenyaman dan keamanan.
Tentunya hal tersebut untuk menghindari asumsi masyarakat umum yang menilai keberadaan tiang lampu PJU terkesan benda pajangan yang di jadikan tontonan belaka dan dinila tidak bisa memberi manfaat kepada masyarakat.
Oleh karena itu harapan kami “lampu PJU yang selama ini mati hidup kembali supaya bisa mengurangi resiko kecelakaan, mengingat kawasan itu sering di lintasi mobil penumpang dan lagi pula saban hari di padati pengendara kendaraan,” ujar Budi.
Hal yang sama. salah seorang Tokoh Pemuda Faizun mengatakan. lampu penerang ruas jalan dari simpang Tiga ke Terminal Bus batoh terkesan sengaja di matikan untuk menghematkan beban pengeluaran PAD.
“atau kemungkinan karena ada kaitan sebagian kawasan itu masuk dalam wilayah Aceh besar maka tidak di hidupkan, mungkin begitu tujuan Pemeritah Kota,” kata Faizun.
jika memang demikian maka sangat kita sayangkan, lampu penerang ruas jalan tersebut tujuan untuk memberi manfaatan kepada masyarakat umum, Namun jika tidak bisa menjanjikan kenyamanan bagi masyarakat, artinya jajaran tiang lampu itu sama sekali tidak manfaat, jadi untuk apa itu lampu.
Jika memang ada kerusakan Panel konektor sebagainya bisa diperbaiki dengan dana perawatan, karena Pemeritah Kota tidak sedikit menepati dana perawatan sarana umum di dinas yang terkait.
Nyatanya sekarang lampu penerang jalan umum yang telah mengguras uang Negara miliar sama sekali tidak bisa memberi kemanfaatan kepada masyarakat.
Harapan kami kepada Pemeritah kota lampu penerang jalan umum (PJU) dapat di fungsikan secapat mungkin mengingat Jalan Batoh dari Simpang Tiga lampu Traffic Light, Lampeuneurut- Terminal Bus Batoh rawan kecelakaan di malam hari.
“Bahkan saya sendiri sudah dua kali hampir kecelakaan karena di serempet oleh mobil bus keluar Terminal Batoh menuju Simpang Tiga Traffic Light,” ujar Faizun.
Tidak hanya itu Kata dia, Simpang tiga Lampeuneurut adalah bagian salah satu bagian pintu gerbang akses keluar masuk tamu luar daerah menuju ke Kota Banda Aceh, Numun selain semak juga tak ada lampu penerang Jalan, apalagi kota Banda Aceh adalah Kota kebanggaan kita masyarakat dengan sebutan kota Gemilang semestinya lampu terang, tidak gelap gulita.
oleh karena itu. “Harapan kami para Pemuda, dan Tokoh masyarakat gampong batoh mendukung Aceh membangun, jangan sampai hal yang kecil bisa mempengaruhi Kota Banda Aceh gagal meraih Adipura pada Tahun 2021, mengingat Kota Banda Aceh pernah meraih Piala Adipura dari Kementerian Lingkunagn Hidup dan Kehutanan (LHDK) pada tahun 2019,” pungkas Faizul.
Keuchik gampong Batoh juga angkat bicara terkait permasalahan Lampu penerang ruang jalan yang selama ini padam. “Sering saya terima keluhan masyarakat terkait lampu penerang Jalan kawasan gampong Batoh tidak nyala, dan saya sangat khawatir karena jalan gelap rawan kecelakaan, tentunya kita berharap adanya perhatian Pemerintah Kota Banda Aceh untuk disegerakan lampu jalan antara kawasan perbatasan Aceh Besar dan Kota Banda Aceh segera di hidupkan kembali,” Sebut H. Muhmmad Dahlan. SH.
Adapun permasalahan lampu penerang jalan dua jalur itu sebagian masuk dalam wilayah Aceh besar, Namun itu hanya 500 meter lebih kurang selebihnya selebihnya masuk dalam wilayah Kota Banda Aceh, jika memang ada kerusakan dengan harapan segera di perbaiki dan bisa nyala kembali, supaya masyarakat melintasi jalan tersebut terhindar dari kecelakaan, mengingat kawasan itu kerap dilintasi hewan ternak jenis Sapi terkadang juga sering berkeliaran masuk gampong Batoh, sebagaimana baru-baru ini dua ekor sapi di tangkap oleh SATPOL PP- WH Kota Banda Aceh berkat laporan kita kepada Petugas SATPOL PP.
“Alhamdulillah masyarakat banyak menyampaikan terima kasih atas kepedulian kita kepada masyarakat gampong ini, dan itu juga sudah kewajiban saya memberi kenyamanan masyarakat bahwa gampong batoh sekarang ini benar- benar aman dan tentram berkat keuchik dan pemuda serta tokoh masyarakat bersinergi memberi kenyamanan rukun satu sama lain,” terang M. Dahlan. (DICKY)