BUSERSIAGA, COM Langsa Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Langsa H A Muthallib Ibr, SE.,SH., M.Si.,M.Kn., CPM, mdesak pihak menajemen dan Dewan pengawas (dewas) RSUD Langsa segera mengundurkan diri, mengingat kondisi pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa semakin hari semakin kritis, sampai stok obat di Rumah sakit kesayangan masyarakat Langsa sempat terputus.
“Maka kita desak agar kasus ini harus segera di tuntaskan kan, Direktur, atau pada Wadir silakan mengundurkan diri kalau tidak mampu memimpin rumah sakit pertama sekali bloud di Indonesia,” ujar H Thallib Ketua YARA Langsa kepada sejumlah Wartawan Minggu 23 Februari 2025 pagi di Langsa.
“Kasus ini sangat memalukan bukan hanya di Provinsi Aceh tetapi sampai ketingkat Indonesia, harus kita ketahui rumah sakit ini kebutuhan hidup masyarakat Aceh terutama masyarakat kota Langsa,” ujar H Thallib yang juga Dosen FH Unsam.
Dikatanya juga kasus ini baru terjadi dan pertama sekali di RSUD Langsa maka kita desak pihak menajemen dan Dewas itu segera mundur, keliatan sekali mereka tidak becus mengurus RSUD Langsa.
“Kita juga desak pihak kementrian Kesehatan RI, untuk segera turun tangan dalam kasus yang terjadi di RSUD Langsa, kemana dana Blued yang selama ini katanya ada di audit tapi kenapa bisa terjadi kehabisan obat obatan sampah klinik.
Kita juga mintak kepada pihak penegak Hukum dari Polda Aceh, segera periksa pejabat terkait di Rumah Sakit Umum yang mengelola dana Blued tahun, 2024 – 2015 apakah ada kebocoran dana Blued di dua tahun ini, jelas Ketua YARA Langsa.
Ada keanehan terjadi di RSUD Langsa kok bisa stok obat habis, jangan jangan obat yang diamprah namun obat obatan nya nihil ke RSUD Langsa,” terang H Thallib.
Lebih lanjut di katakannya juga Sejumlah pelayanan poli klinik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa dinyatakan tutup sementara, pasalnya sejumlah obat untuk kebutuhan para pasien tidak ada lagi stok alias habis.
Dampak hal tersebut membuat rumah sakit ‘plat merah’ milik daerah ini kelimpungan untuk tanggulangi obat, dikarenakan ketiadaan dana yang bersumber pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kota Langsa.
Dimana kisruh DPA belum ada pengesahan saat ini yang berefek ke pelayanan di RSUD Langsa. Kalaulah kondisi ini terus berlanjut maka rumah sakit kebanggaan warga Langsa ini akan mati suri.
Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD Langsa drg Ridha Zulkumar MARS, kepada wartawan Minggu, 23 Februari 2025, tidak menampik sejumlah poli dan stok obat telah habis di rumah sakit.
“Obat tidak tersedia dan berefek poli-poli harus stop pelayanan, operasional ambulan apalagi, saat ini berjalan dengan hutang kesana kemari,” terangnya.
Menurutnya, yang lebih menyedihkan jasa medis November dan Desember 2024 tidak bisa di bayarkan walaupun dananya tersedia di Kas BLUD.
Sejauh ini, langkah usulan direktur untuk Pj Wali Kota yang lalu tertolak dengan tidak disetujui penggunaan anggaran mendahului pengesahan DPA 2025.
Disisi lain tenaga medis di tuntut pelayanan prima tapi hak mereka tidak di respon oleh Pj Wali Kota.
“Kita berharap dengan kehadiran pemimpin yang baru bisa mengurai harapan yang tertunda. Mohon maaf saya sebagai direktur tidak bisa menerobos kebuntuan ini,” keluh Zulkumar.
Untuk saat ini saya instruksikan Wadir Pelayanan dan Plt Wadir Umum mengambil langkah-langkah praktis untuk tetap berjalannya organisasi ini dan jangan duduk manis saja.
“RSUD ini milik kita semua dan semua harus berkontribusi bukan hanya direktur,” lirih Zulkumar. (Rls )