Banda Aceh | Brigjen Pol Drs Wahyu Widada telah dilantik menjadi Kapolda Aceh pada Tanggal 11 Februari 2020.
Seperti diberitakan, Brigjen Pol Wahyu Widada merupakan seorang Perwira Tinggi yang berprestasi. Perwira tinggi kelahiran Sleman 11 September 1969 ini sudah banyak diamanahkan beberapa jabatan penting di lingkungan Polri, dan kini beliau telah menjadi Kapolda Aceh.
Terkait dengan pergantian Kapolda Aceh yang baru, Aktivis Muda Aceh, Sulthan Alfaraby, saat berdiskusi dengan wartawan, berharap penuh kepada Kapolda Aceh yang baru, Brigjen Pol Wahyu Widada, semoga bisa selalu menjaga perdamaian di Aceh
“Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Kapolda Aceh yang baru, Bapak Brigjen Pol Wahyu Widada, semoga nantinya bisa melanjutkan perdamaian yang ada di Aceh dan selalu berpihak kepada kebenaran tentunya. Yang terpenting dari kita sekarang adalah bahu membahu untuk menjaga perdamaian yang telah dirawat, antara polisi dan mahasiswa harus bersinergi.
Kita mahasiswa tugasnya memperjuangkan hak masyarakat, sedangkan polisi bertugas menjaga keamanan dan kedamaian”, ujarnya, Rabu (12/02/2020).
Mahasiswa UIN Ar-Raniry yang juga aktif dalam kegiatan sosial mengungkapkan, rasa terima kasih kepada Kapolda Aceh yang lama, Irjen. Pol. Drs. H. Rio Septianda Djambak, karena sudah berkontribusi dalam merawat perdamaian di Aceh.
“Saya selaku mahasiswa, tentunya mengucapkan terima kasih kepada Kapolda Aceh yang lama, Balak Irjen. Pol. Drs. H. Rio Septianda Djambak, karena sudah merawat perdamaian selama ini. Saya doakan sukses selalu kedepannya. Mahasiswa Aceh itu kritis, semoga Kapolda kita yang baru bisa memahami karakteristik mahasiswa Aceh, seperti Kapolda kita yang lama”, tambahnya.
Dalam pernyataan terakhirnya, Alfaraby juga meminta kepada Polda Aceh untuk lebih memahami karakter dan watak mahasiswa Aceh yang kritis dan tidak mudah terpancing dengan segelintir oknum yang menyusup saat demonstrasi.
“Saya harap Polda Aceh nantinya bisa terus memahami karakter dan watak kami selaku mahasiswa. Kami kritis karena adanya permasalahan negara yang harus dikawal. Ketika terjadinya kericuhan yang disebabkan oleh segelintir oknum yang menyusup dalam demonstrasi, saya harap Polda Aceh tidak terpancing. Kami mahasiswa, merupakan orang baik-baik dan tidak diajarkan anarkis. Jika ada yang anarkis, maka dipastikan itu adalah penyusup yang mencoba merusak hubungan baik mahasiswa dengan kepolisian. Mari sama-sama kita menjaga perdamaian, karena sinergisitas mahasiswa dan polisi tentunya sangat diperlukan kedepan”, tutupnya.