“Untuk Indonesia hanya gerhana matahari sebagian, itu pun dengan magnitudo atau kegelapan kurang dari 50%. Yang tertinggi itu sekitar 50% itu di Papua dan Maluku Utara. Di Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat dan Jawa bagian tengah itu tidak melihat gerhana,” kata Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin saat dihubungi, Sabtu (20/6/2020).
gerhana matahari cincin Foto: Screenshot BMKG
|
“Kalimantan iya, itu sekitar 20%, ya Kalimantan-Sulawesi itu sekitar antara 20-30%,” tambahnya.
Gerhana matahari cincin yang dapat diamati di Indonesia bakal berwujud gerhana matahari sebagian, melewati 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi.
Tonton video ‘Tak Semua Wilayah Bisa Amati Gerhana Matahari Cincin 21 Juni’:
Karena yang teramati di Indonesia nanti hanyalah gerhana matahari sebagian, bentuk cincin tidak akan terlihat. Yang maksimal terlihat hanyalah setengah matahari tertutup setengah bulan, itu pun tidak bisa teramati di semua wilayah Indonesia. Ukuran ‘tutupan’ bulan terhadap matahari ini dilambangkan dalam angka magnitudo.
“Magnitudo terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0,522 di Melonguane, Sulawesi Utara,” kata BMKG.
Gerhana matahari cincin bakal terlihat di Indonesia sebagai gerhana matahari sebagian. (Dok BMKG)
|
Di Indonesia, waktu mulai gerhana paling awal bakal terjadi di Sabang Aceh pukul 13.16 WIB siang, dan waktu kontak akhir gerhana paling akhir adalah di Melonguane, Sulawesi Utara, pukul 17.31 Wita.
Wilayah yang sama sekali tidak kebagian gerhana matahari di antaranya DKI Jakarta, semua kota di Jawa Barat, kecuali Indramayu, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, 10 kota di Jawa Tengah, 7 kota di Jawa Timur, 2 kota di Bengkulu, dan 7 kota di Lampung.
Gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi. Gerhana matahari cincin terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dari pada piringan matahari.