Cairan Disinfektan di Banda Aceh Kosong

Banda Aceh54 Dilihat

Banda Aceh | Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesi (PD PII) Banda Aceh meminta agar walikota segera menginstruksikan dinas terkait melakukan penyemprotan disinfektan ke tempat-tempat umum di Kota Banda Aceh. Ini penting segera dilakukan hingga ke gampong-gampong dalam rangka pencegahan Corona.

Hal ini diungkapkan oleh ketua PD PII Banda Aceh, Arif Munandar kepada media ini, Jum’at (27/03/2020).

“Kita dengar ada beberapa lembaga minta melakukan penyemprotan, tapi khabarnya tidak dilakukan. Mengapa? Apa karena tidak ada stok cairan desinfektan di instansi terkait. Kami minta Walikota segera mengintruksikan jajarannya agar bekerja cepat, kita apresiasi semangat dan kerja cepat Walikota dalam pengentasan Corona, tapi jika jajarannya lambat dalam mengeksekusi, ini juga tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.

Menurut Arif, berbagai langkah yang dilakukan walikota Banda Aceh sudah lumayan bagus, tinggal lagi dinas tidak boleh lambat, karena kondisinya darurat.

“Jadi, mau tidak mau dalam 3-4 hari ke depan harus sudah dilakukan penyemprotan ke tempat-tempat umum. Jika Dinas lamban pak Wali harus menegur, apalagi ini menyangkut masyarakat,” tambah Arif.

Arif juga mengingatkan, agar dalam penyediaan alat-alat penanganan Corona harus memiliki spesifikasi dan tidak terjadi Mark up harga.

“Walaupun kondisinya darurat tapi efesiensi juga harus dilakukan, jangan sampai spesifikasi barangnya rendah harganya di Mark up ini bisa bertentangan dengan hukum. Dalam kondisi darurat ini pun harga barang dalam penanganan Corona juga harus tetap sama dengan spesifikasinya. Jangan sampai dalam kesempitan ambil kesempatan pula,” ucapnya.

Arif mengatakan lagi, dalam penyediaan desinfektan jangan sampai harga di Mark up, ini bisa terindikasi dan menjadi temuan penegak hukum.  Walikota harus cek betul apa yang dilakukan dinas, sehingga harga barang sesuai dengan spesifikasinya

Masih kata Arif, penggunaan cairan disinfektan yang sering digunakan menggunakan cairan wipol, ini sangat berbahaya

“Salah satu yang sering terjadi itu, digunakan cairan wipol yang merupakan cairan dasar pembersih lantai WC untuk cairan disinfektan, begitu terkena kulit masyarakat itu akan tidak bagus untuk kulit. Itu sama artinya mencegah corona mengundang penyakit baru, jadi disini pemerintah harus benar-benar serius dan hati hati”, ucapnya.

Dia berharap, langkah dan i’tikad baik walikota tidak disia-siakan dan dimanfaatkan oleh institusi dinas.

“Pak Wali harus kontrol terus, untuk langkah awal sudah baik, tinggal lagi langkah-langkah berikutnya jangan sampai mengecewakan masyarakat dan lambat,” pungkasnya. (Munawir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *