Demokrasi
Oleh Hamdan Budiman
Jurnalis, Tinggal Di Banda Aceh
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang sering dianggap sebagai pemerintahan dari dan untuk rakyat.
Namun, pandangan ini sering kali disederhanakan dan kehilangan esensi dari prinsip-prinsip dasar yang menjadikan demokrasi sebagai sebuah platform yang mendukung kemajuan dan keadilan.
Sebenarnya, demokrasi lebih dari sekadar representasi kepentingan rakyat; ia adalah sebuah proses yang memerlukan kecermatan dalam menemukan kebenaran, berdasarkan kemampuan berpikir kritis daripada sekadar mengandalkan modal politik atau kekuatan tertentu.
Dalam konteks ini, penting untuk mengingat bahwa demokrasi yang sejati memerlukan pemikiran yang mendalam dan analisis yang matang.
Kemampuan berpikir kritis merupakan komponen utama yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam masyarakat.
Dalam sistem demokrasi, setiap suara memiliki arti. Akan tetapi, suara tersebut haruslah lahir dari sebuah pengertian yang jelas berdasarkan fakta-fakta yang obyektif dan pemahaman yang baik tentang isu-isu yang ada.
Jika hubungan antara suara dan pemikiran kritis ini tidak terjalin, maka suara yang dihasilkan akan menjadi tidak berarti dan berpotensi menyesatkan.
Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi bukan hanya tentang berapa banyak suara yang dapat diraih, tetapi seberapa kebijaksanaan dan pengetahuan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Lebih lanjut, kemampuan berfikir kembali menekankan bahwa demokrasi bukanlah sekadar “pemerintahan untuk rakyat”, melainkan “pemerintahan akal”.
Dalam arti ini, demokrasi harus dipahami sebagai suatu pemerintahan yang didasari oleh pertimbangan rasional dan logika, bukan oleh kepentingan pribadi atau kelompok yang kuat.
Sering kali, dalam praktiknya, kekuatan finansial dan jaringan politik dapat memengaruhi hasil demokrasi, membangun benteng kekuasaan yang menyimpang dari hakikatnya.
Oleh karena itu, perlu adanya dorongan untuk mendorong penggunaan akal dan pengetahuan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan politik.
Demokrasi yang sehat juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
Kesadaran politik dan pendidikan yang baik memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan argumen dan alasan yang baik.
Jika tidak ada kesadaran ini, maka demokrasi hanya akan menjadi sebuah sistem yang dikuasai oleh mereka yang memiliki kekuasaan dan kebijakan, tanpa memperhatikan suara rakyat yang seharusnya diwakili.
Sebaliknya, ketika masyarakat memiliki kemampuan kecermatan dalam berfikir dan analisis, kualitas keputusan yang diambil akan jauh lebih baik.
Pemahaman bahwa demokrasi hanya memerlukan kecermatan dalam menemukan kebenaran adalah kunci untuk menciptakan pemerintahan yang tidak hanya efektif, tetapi juga adil dan berkelanjutan.
Dengan memberikan prioritas pada kemampuan berpikir rasional daripada sekadar ambisi kekuasaan atau modal, kita dapat membentuk sebuah sistem yang lebih memenuhi harapan dan aspirasi rakyat tanpa kehilangan arah.
Dalam jangka panjang, hanya melalui pendekatan yang berbasis akal dan kearifan, kita bisa membangun masa depan yang lebih cerah bagi semua orang dalam konteks demokrasi.[]